Kamis, 27 Mei 2010

Merger of NationsBank and BankAmerica

In 1997, BankAmerica lent D. E. Shaw & Co., a large hedge fund, $1.4bn so that the hedge fund would run various businesses for the bank. However, D.E. Shaw suffered significant loss after the 1998 Russia bond default. BankAmerica was acquired by NationsBank in October of 1998.

The purchase of BankAmerica Corp. by NationsBank Corporation was the largest bank acquisition in history at that time. While the deal was technically a purchase of BankAmerica Corporation by NationsBank, the deal was structured as merger with NationsBank renamed to Bank of America Corporation, and Bank of America NT&SA changing its name to Bank of America, N.A. as the remaining legal bank entity. The bank still operates under Federal Charter 13044, which was granted to Giannini's Bank of Italy on March 1, 1927. However, SEC filings before 1998 are listed under NationsBank, not BankAmerica.

Following the US$64.8 billion acquisition of BankAmerica by NationsBank, the resulting Bank of America had combined assets of US$570 billion, as well as 4,800 branches in 22 states. Despite the mammoth size of the two companies, federal regulators insisted only upon the divestiture of 13 branches in New Mexico, in towns that would be left with only a single bank following the combination. This is because branch divestitures are only required if the combined company will have a larger than 25 percent FDIC deposit market share in a particular state or 10 percent deposit market share overall. In addition, the combined broker-dealer, created from the integration of BancAmerica Robertson Stephens and NationsBanc Montgomery Securities, was renamed Banc of America Securities in 1998.

Supaya Tubuh Kebal Virus

Imunisasi biasanya identik dengan anak yang masih di bawah umur lima tahun (balita). Namun, bukan berarti imunisasi tidak berlaku bagi orang dewasa. Bahkan, imunisasi pada orang dewasa tidak kalah pentingnya dengan imunisasi pada anak. Sepertinya halnya balita, orang dewasa juga perlu imunisasi. "Ini untuk merangsang ketahanan tubuh terhadap infeksi tertentu," kata Sukamto Koesnoe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Alergi Imunologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sukamto bilang, banyak orang dewasa kini rentan terpapar virus dan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit. Pemicunya bisa karena kesibukan yang padat plus gaya hidup tak sehat. Nah, untuk mencegah berbagai penyakit tersebut, orang dewasa pun perlu melakukan imunisasi. Makanya, banyak negara maju menjadikan imunisasi untuk orang dewasa sebagai program rutin di bidang kesehatan. Amerika Serikat, misalnya, tahun ini mencanangkan 60 persen vaksinasi influenza pada orang dewasa. Sementara itu, Korea Selatan menyediakan 10 juta vaksin influenza setiap tahun. Bahkan, 90 persen petugas medis di sana telah disuntik vaksin. Di Australia, kegiatan ini juga telah menjadi program pemerintah. Begitu juga di beberapa negara lain, seperti Selandia Baru, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Di Indonesia, pentingnya imunisasi bagi orang dewasa belum populer. "Karena memang masih baru," kata Sukamto. Maklum, di Indonesia, imunisasi bagi orang dewasa baru diperkenalkan tahun 2000-an. Karena masih baru, tenaga medis penyalur imunisasi bagi orang dewasa masih kurang. Selain itu, belum semua rumah sakit bisa memberikan pelayanan ini. "Saat ini yang bisa memberikan pelayanan hanya rumah sakit tertentu di kota besar," ucap Sukamto. Selain itu, biaya imunisasi dewasa juga tergolong mahal, bisa mencapai jutaan rupiah, tergantung jenis vaksinnya. Maklumlah, imunisasi dewasa tidak mendapat subsidi pemerintah seperti imunisasi pada anak-anak. Wajar saja bila banyak orang dewasa malas melakukan imunisasi. Selain itu, sosialisasi juga masih minim. Banyak orang juga kurang menyadari bahwa pemberian imunisasi sewaktu kecil tidak memberikan jaminan kekebalan tubuh yang tetap hingga dewasa. "Padahal, kerja vaksin makin menurun seiring pertambahan usia," kata Sukamto. Makanya, imunisasi perlu diulang ketika dewasa. Dalam dunia kedokteran, imunisasi ulang disebut dengan istilah booster. Lewat booster itu tubuh diingatkan kembali terhadap kuman tersebut. "Imunisasi adalah pencegahan primer yang efektif," kata Sukamto. Meski efektif bukan berarti orang dewasa yang telah diimunisasi tidak akan sakit. Namun, daya tahan tubuhnya dijamin lebih kuat ketimbang yang tidak diimunisasi. Patut diketahui, setiap orang memang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh bawaan. Namun, pola hidup kurang sehat bisa melemahkan sistem imun tersebut. Saat itulah tubuh gampang terserang penyakit. Menurut Asrul Hasral, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Kanker Dharmais, imunisasi untuk orang dewasa sesungguhnya sangat penting. Pasalnya, jenis penyakit yang diderita berbeda dengan anak kecil. Imunisasi dewasa dapat diberikan kepada mereka yang berusia di atas 12 tahun. Jenisnya meliputi imunisasi influenza, pneumokokus, measles, mumps, rubela atau (MMR), lifter, pertusis, tetanus (DPT), imunisasi DT difter, dan tetanus (DT). Vaksin-vaksin itu bisa diberikan secara berulang, antara 3 dan 10 tahun. Namun, ada juga vaksin yang tidak harus diulang ketika dewasa. Contohnya, vaksin hepatitis A dan B cukup dilakukan sekali seumur hidup.

Tips Membantu Berhenti Merokok

Selain motivasi dari diri sendiri, perokok yang mau berhenti juga membutuhkan dukungan lingkungan sekitarnya. Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa Rumah Sakit Persahabatan, dr Tribowo T Ginting, dalam kampanye bebas rokok bertema "Break Free" di Jakarta, setidaknya ada lima hal yang dapat dilakukan dalam mendukung perokok yang ingin berhenti.

1. Bersihkan rumah dari atribut-atribut rokok seperti bungkus rokok, asbak, dan korek. Lalu, ajaklah rekan-rekan sesama perokok untuk tidak merokok di depan perokok yang ingin berhenti.

2. Bersabarlah, khususnya dalam 1-2 minggu pertama. "Kemungkinan akan timbul perselisihan dengan perokok yang sedang berusaha berhenti," kata dr Bowo.

3. Berikan banyak pujian dan penghargaan kepada yang hendak berhenti merokok. "Hargai keputusan mereka yang ingin berhenti, rayakan kalau dalam 1-2 minggu mereka berhasil," tambah dr Bowo.

4. Sediakan waktu untuk mendengarkan curahan hati dan perasaan perokok yang berusaha berhenti.

5. Alihkan perhatian perokok dengan menyibukkan mereka seperti mengajak jalan-jalan atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga pada waktu-waktu biasanya dia merokok. "Permen dapat mengalihkan perhatian perokok saat dia enggak tau mau apa, dia makan permen," tambah dokter spesialis jantung, dr Aulia Sani.

6. Yang terpenting, yakinkanlah perokok bahwa mereka mampu berhenti atau mengurangi kebiasaan mengonsumsi nikotin.

KPK Masih Telusuri Kerugian Dalam Kasus Century

Komisi Pemberantasan Korupsi masih menelusuri unsur kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi penyelamatan Bank Century. "Masih ditelusuri dari aliran dananya," kata Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto, melalui pesan singkat di Jakarta. Bibit menjelaskan, selain menelusuri aliran dana, pendalaman tentang unsur kerugian negara juga dilakukan melalui perhitungan oleh sejumlah ahli. Para ahli itu akan menilai apakah dana aliran dana kepada Bank Century dalam bentuk Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan Penyertaan Modal Sementara (PMS) bisa dikatakan sebagai kerugian negara atau tidak. Sementara itu, Wakil Ketua KPK M. Jasin menegaskan bahwa KPK untuk sementara memfokuskan pada pencarian indikasi tindak pidana korupsi dalam kasus itu. "Kita mencari dulu indikasi pidana korupsinya setelah ketemu baru menghitung kerugian negaranya," kata Jasin dalam pesan singkat. Hingga saat ini, belum ada laporan perinci dari tim penyelidik kepada pimpinan KPK tentang kerugian negara dalam kasus itu. "Sementara belum ada laporan dari penyelidik," kata Wakil Ketua KPK Haryono menambahkan. Berdasar informasi, sampai pukul 19.00 WIB, pimpinan KPK dan tim penyelidik masih melakukan gelar perkara Bank Century. Kasus Bank Century mencuat setelah publik mengetahui pengucuran dana Bank Indonesia (BI) dalam bentuk Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada Bank Century. Pengucuran FPJP berawal ketika Bank Century mengajukan permohonan repo aset kepada BI pada Oktober 2008 sebesar Rp1 triliun karena mengalami kesulitan likuiditas. Namun, menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BI memproses permohonan itu sebagai permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP). Pada saat permohonan itu diajukan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Century adalah 2,35 persen. Padahal, peraturan BI nomor 10/26/PBI/2008 menyatakan sebuah bank harus memiliki CAR minimal delapan persen untuk mengajukan permohonan pendanaan. Pada 14 November 2008, BI mengubah PBI tersebut sehingga bank yang memiliki CAR positif bisa mengajukan permohonan. Padahal menurut BPK, saat itu hanya Bank Century yang rasio kecukupan modalnya di bawah 8 persen. Namun demikian, BI tetap mencairkan FPJP kepada Bank Century secara bertahap sejak 14-18 November 2008 hingga mencapai Rp689 miliar. Pada bulan yang sama, Bank Century juga menerima kucuran dana Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga mencapai Rp6,7 triliun. Pengucuran dana LPS itu bermula pada 20 November 2008, ketika BI melalui Rapat Dewan Gubernur menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Keputusan itu kemudian disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui surat rahasia nomor 10/232/GBI/Rahasia tanggal 20 November 2008. Kemudian KSSK mengadakan rapat pada 21 November 2008 dini hari. Rapat dimulai pukul 00.11 WIB dan dilanjutkan dengan rapat tertutup pada pukul 04.00 WIB sampai 06.00 WIB. Berdasar audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Ketua KSSK, Raden Pardede selaku Sekretaris KSSK, dan dan Gubernur BI Boediono sebagai anggota KSSK. Rapat itu kemudian ditindaklanjuti dengan rapat Komite Koordinasi yang dihadiri oleh Ketua KSSK, Gubernur BI, dan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Peserta rapat sepakat menyatakan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan menyetujui aliran dana penanganan Bank Century melalui LPS. Badan Pemeriksa Keuangan berkesimpulan BI tidak memberikan data mutakhir mengenai kondisi Bank Century sehingga terjadi peningkatan biaya penanganan Bank Century dari semula sebesar Rp632 miliar menjadi Rp6,7 triliun.

Menikmati Kopi Khas Bali

Pulau Dewata bukan hanya menyediakan keindahan alam dan keunikan budaya. Jika liburan akhir pekan ini Anda habiskan di sana, tak ada salahnya mencoba sensasi lain. Ya, menikmati kopi khas Bali.

Dari berbagai jenis kopi, kopi luwak merupakan minuman yang paling sering dicara para wisatawan. Aroma dan rasanya memang luar biasa. Untuk aroma dan rasa, Anda harus bersiap-siap merogoh kocek hingga Rp 200 ribu per cangkirnya.

Selain itu, Anda bisa juga mencoba beragam kue dari beraneka jenis kopi ini, seperti black and white cake atau capuccino slice, yang semuanya dibuat dari kopi khas Bali. Pulang dari rumah kopi ini, Anda juga bisa membeli beraneka hiasan dari kopi yang dijual sebagai cinderamata. Di antaranya, lukisan-lukisan yang dibuat dari kopi.