Yaman, berdampingan dengan pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi, telah menjadi kekhawatiran Barat sejak kelompok regional Al Qaida yang bermarkas di Yaman mengaku bertanggungjawab atas pemboman pesawat gagal itu. Menurut pejabat Yaman itu, sedikit orang Barat yang ia katakan ditahan dibawa ke pengadilan. Sumber yang dekat dengan pemerintah Yaman menyatakan dua warga Amerika dan satu warga Prancis diperkirakan telah ditahan, tapi pejabat pemerintah itu tidak dapat memastikannya. Pejabat yang dicapai di kedubes AS dan Prancis di Sanaa juga tidak memiliki komentar segera. Secara terpisah di Yaman selatan, lima orang tewas dalam bentrokan senjata dan penembakan di provinsi Dalea yang bergolak setelah kelompok separatis mengibarkan bendera perjuangan di rumah mereka dan memprotes di jalanan, kata beberapa saksi. Utara dan Selatan secara resmi bersatu pada 1990 tapi banyak orang di selatan, tempat sebagian besar fasilitas minyak Yaman berada, mengeluhkan bahwa orang-orang utara telah merampas sumber mereka sementara mendikriminasikan terhadap mereka. Pemerintah Yaman yang kekurangan uang hampir tak mampu memenuhi tuntutan sebagian besar rakyatnya dalam masyarakat bersenjata berat yang ketidakpuasannya makin bertambah dan tempat masyarakat kadang-kadang membawa perjuangan ke jalan. Di provinsi Maarib di Yaman timur, anggota senior Al Qaida Hamza al Dhayyani telah menyerahkan diri pada pemerintah Yaman, kata seorang pejabat pemerintah pada Reuters, Senin. Ia adalah tokoh kedua Al Qaida di Maarib yang menyerah dalam dua hari. Dhayyani, yang dituduh oleh pemerintah Yaman telah merekrut elemen-elemen Al Qaida yang membunuh tujuh wisatawan Spanyol pada 2007 dengan menyerang konvoi mereka di Maarib dengan bom mobil, menyerahkan diri pada pihak keamanan di Sanaa dan akan dikirim ke penjara.
Selasa, 08 Juni 2010
Yaman Tangkap 50 Orang Asing Terkait Al Qaida
Yaman telah menahan sekitar 50 orang asing yang dituduh memiliki hubungan dengan Al Qaida setelah mengintensifkan pengawasan atas sekolah-sekolah bahasa Arab, lapor surat kabar al-Hayat, milik Arab Saudi, Senin. Al-Hayat mengatakan bahwa warga AS, Inggris, Prancis dan Malaysia termasuk di antara orang-orang asing yang ditahan sejak upaya gagal Desember untuk membom sebuah pesawat tujuan-AS. Tersangka Nigeria dalam kasus itu belajar bahasa Arab di ibukota negara tersebut, Sana`a. Sekutu-sekutu Barat Yaman dan Arab Saudi mengkhawatirkan Al Qaida berusaha untuk mengeksploitasi ketidakstabilan di Yaman, untuk menggunakan negara miskin itu, dengan konflik domestik di bagian utara dan selatannya, sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan di kawasan tersebut dan selebihnya. Al-Hayat, yang mengutip sumber keamanan Yaman, menyatakan salah seorang yang ditangkap adalah pria Prancis berusia 24 tahun yang telah melakukan perjalanan ke Yaman pada Oktober dari Mesir untuk belajar bahasa Arab, meskipun ia telah lancar dalam bahasa itu. Yaman, yang dipuji karena kemurnian dialeknya dan biaya hidup yang tidak mahal, telah lama menjadi tujuan populer bagi para mahasiswa bahasa Arab. Tapi pada beberapa tahun ini, pengikut garis keras asing kadang-kadang datang di Yaman dengan menyamar untuk belajar bahasa Arab hanya untuk bergabung dengan gerilyawan. Beberapa pejabat senior Yaman menolak mengomentari laporan tentang penangkapan itu. Seorang pejabat Yaman mengatakan, Ahad, bahwa pemerintah telah menahan beberapa mahasiswa AS dan Prancis dengan alasan keamanan tapi tidak menyebutkan mengenai penahanan lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar